Ikon 3D berbentuk tulisan GMAE di bagian timur lokasi GMAE.
cara 2 tahunan yang diadakan oleh Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UGM kali ini digelar secara besar-besaran. Gadjah Mada Agro Expo (GMAE) yang diadakan dalam 2 hari ini digelar secara meriah di lapangan Graha Sabha Pramana (GSP) tepat pada tanggal 11 dan 12 April 2015 lalu. GMAE adalah kegiatan pameran pertanian yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Agronomi dan Pemuliaan Tanaman (IMAGRO), dalam rangka memperingati dies natalis ke-33 Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. GMAE pada tahun 2015 ini mempunyai tema Agro Innovation, Pameran Inovasi Pertanian. GMAE 2015 sendiri memiliki tujuan untuk menyadarkan kepada masyarakat Indonesia tentang pentingnya pertanian bagi kehidupan dan untuk mengenalkan inovasi teknologi dan produksi dalam bidang pertanian. Selain itu, pameran ini juga menampilkan inovasi baik produk, cara, maupun alat pertanian yang diterapkan disektor tanaman pangan dan perkebunan, obat, hortikultura, serta tanaman hias.
Hari pertama penyelenggaraan GMAE 2015, yaitu tanggal 11 April 2015 tepat pukul 07.30 pagi dibuka dengan performance ethnic music yang dilanjutkan dengan sambutan dari Reyhan Dhani Gara sebagai Ketua Panitia GMAE 2015, Dr. Ir. Taryono, M.Sc sebagai Kepala Jurusan Budidaya Pertanian, Dr. Rudi Hari Murti, S.P., M.P sebagai Wakil Dekan 1, dan sambutan yang terakhir dari Ir. Widi Sutikno, M.Si selaku Kepala Dinas Kehutanan, Pertanian, Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Sleman. Acara dilanjutkan dengan pemotongan pita yang disusul dengan dimulainya acara Groufie Run.
Groufie Run
Salah satu acara yang menjadi daya tarik GMAE dan menarik massa cukup banyak, kurang lebih 1200 orang mengikuti acara Groufie Run. Acara tersebut merupakan gebrakan acara terbaru dalam GMAE 2015 kali ini. Dinamakan Groufie Run karena selain acara running yang bertaburkan bubuk warna seperti pada umumnya, diadakan juga foto selfie secara group yang lebih dikenal dengan nama groufie yang berasal dari kata group dan selfie. Kemudian diadakan kontes foto di instagram dari tema tadi. Tampak antusiasme yang besar ditunjukkan oleh para peserta yang sudah berkumpul di lapangan GSP. Tepat pukul 07.35 Groufie Run dilepas oleh Kepala Dinas Kehutanan, Pertanian, Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Sleman. Sebelum disemprot menggunakan bubuk warna, para peserta terlebih dahulu disemprot menggunakan air agar bubuk warna yang ditaburkan nantinya dapat melekat.
Rute yang dilalui Groufie Run dimulai dari Grha Sabha Pramana (GSP) kemudian melewati kampus UNY dan kembali lagi di GSP. Namun, terlihat banyak peserta yang memotong rute dengan langsung melewati gerbang Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan. Hal ini dilakukan karena banyak peserta mengaku lebih cepat sampai jika melewati gerbang Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan daripada harus melanjutkan sampai ke lapangan GSP. Setelah sampai di lapangan GSP, para peserta berkumpul kembali disekitar panggung acara dan dihibur live performance oleh DJ Zietha. Salah satu alasan mengundang DJ menurut penuturan Reyhan adalah untuk menarik minat para peserta yang secara tidak langsung mereka juga akan mengunjungi stand-stand. “Jadi, DJ ada di sini agar peserta juga mengenal pertanian lebih dekat”, tutur Reyhan selaku ketua Panita GMAE.
Tak hanya hiburan musik, para peserta juga disuguhi dengan hidangan sushi dan ocha gratis dari Sushi Tei, serta mendapatkan doorprize dan bibit tanaman. Selama groufie run berlangsung banyak peserta yang mengabadikan momen seru ini dengan berfoto dan selfie bersama.
Merangkai Bunga
Peserta lomba merangkai bunga terlihat sedang bersemangat merangkai bunga (11/4).
Setelah rangkaian Groufie Run selesai, tiba saatnya acara perlombaan. Perlombaan yang pertama adalah merangkai bunga. Perlombaan ini diikuti sekitar hampir 20-an kelompok, 1 kelompok maksimal 3 orang. Acara merangkai bunga ini mendapatkan antusiasme yang cukup besar dari masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari latar belakang peserta yang berbeda-beda, mulai dari mahasiswa, penjual bunga hingga perkumpulan ibu-ibu gereja. Acara merangkai bunga ini cukup meriah yang dihadiri peserta lomba, pendukung peserta lomba, hingga orang yang hanya sekedar jalan-jalan untuk melihat-lihat. Tak sedikit dari peserta lomba merupakan pemula, tetapi ada juga yang sudah profesional.
Selama lomba berlangsung peserta dilarang melihat contekan gambar, foto ataupun yang lainnya dan durasinya 25 menit. Pada perlombaan ini panitia menyediakan bunga mawar merah, krisan putih dan dedaunan yang bisa digunakan oleh peserta tetapi peserta juga boleh menyediakan bunga yang mereka bawa sendiri. Kriteria penilaian selain dari karangan bunga yang dihasilkan juga melihat segi kebersihan dan kerapihan. Setiap hasil karya peserta diberi tema yang menggambarkan karangan bunga yang dibuat.
Salah satu peserta lomba yaitu perwakilan dari toko bunga Erlinda yang berada di Jalan Monjali mengatakan bahwa dia mengetahui lomba merangkai bunga ini dari poster-poster yang ada di jalan. Motivasinya untuk mengikuti lomba ini adalah karena ia bekerja di toko bunga selain itu ia juga didukung oleh teman-temannya untuk mengikuti lomba ini dan akhirnya ia memutuskan untuk mengikutinya. Ia mengatakan bahwa acara seperti ini seru, asyik, dan keren. Ia berharap supaya acara seperti ini dapat terus dilanjutkan khususnya lomba merangkai bunganya.
Arinda, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang juga merupakan salah satu peserta lomba, mengaku mengetahui acara lomba merangkai bunga dari teman. Menurutnya, acara GMAE 2015 khususnya lomba merangkai bunga sangat asyik dan menyenangkan. Namun, hadiahnya dirasa kurang menarik antusias jika mengingat peserta harus membawa sendiri bunga yang akan dirangkai, sedangkan hadiah yang diberikan tidak terlalu besar. “Sayang kalau harus beli bunga banyak dan mahal jika hadiahnya segitu. Ya, kalau menang, kalau nggak kan sayang banget udah keluar uang banyak.” ujar Arinda. Pemenang masing-masing mendapatkan Rp 400.000,- untuk juara 1, Rp 300.000,- untuk juara 2, dan Rp 200.000,- untuk juara 3.
Juara 1 lomba merangkai bunga ini diraih oleh Ucok Florist, juara 2 diraih ibu-ibu dari GKJ Demakijo, dan juara 3 diraih Rohmah dan tim yang merupakan mahasiswi Program Pascasarjana Fakultas Pertanian. Ucok merupakan satu-satunya peserta pria dalam lomba ini tetapi dia sudah optimis sejak awal walau pesaingnya tidak bisa dianggap remeh. Menurutnya, siapapun bisa merangkai bunga karena dalam merangkai yang bermain adalah seni. “Sudah bagus, cuma mungkin promosi acaranya kurang gedhe. Kedepannya mungkin bisa lebih ramai dari ini.”, begitulah pendapatnya mengenai acara lomba merangkai bunga.
Agro Challenge ini akan dilanjutkan pada Minggu, 12 April 2015 dengan lomba yang bervariasi dan diikuti oleh empat regu yang lolos dalam Agro Challenge hari ini. Kriteria penilaian regu yang lolos meliputi kekompakan, strategi, dan pengetahuan umum seputar stand yang ada di GMAE.
Keseluruhan acara GMAE 2015 pada hari pertama berjalan lancar. Respon dari mahasiswa maupun pengunjung umum sangat baik. Panitia mengharapkan hari kedua lebih meriah lagi karena ada acara penutupan yang berbeda dari acara yang lain dan pastinya akan lebih mengesankan.