Kamis (23/7) Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) mengeluarkan pernyataan resmi atas ulah beberapa media dalam hal pemberitaan isu kekerasan di Tolikara, Papua, saat hari raya Idul Fitri Jum’at (17/7) kemarin. PPMI yang dalam hal ini diwakili oleh Sekjend PPMI Nasional, Abdus Somad, memberi pernyataan yang terdiri dari enam poin. Pernyataan tersebut disebarkan melalui media sosial dalam bentuk pesan berantai. Somad menyatakan, isi pesan tersebut perlu disebarkan ke masyarakat luas agar masyarakat sadar dan tidak mudah terprovokasi atas pemberitaan media yang bisa memperkeruh suasana.
Fakultasiana
Setelah diadakan lomba komik PRIMORDIA pada bulan April hingga Mei lalu, didapatkan 4 orang pemenang yaitu juara 1,2,3, dan juara ‘terunik’. Lomba komik ini bertema Peran Mahasiswa dalam Mengawal Swasembada Pangan dan Potensi Kelautan. Tema ini diambil untuk mengetahui ide-ide dan gagasan kreatif mahasiswa pertanian untuk mendukung program swasembada pangan. Ide dan gagasan kreatif mahasiswa tersebut dapat dituangkan ke dalam karya komik yang menarik untuk dibaca masyarakat. Setelah dilakukan seleksi, didapat 4 orang pemenang dari 5 orang peserta.
Senin (20/4), puluhan mahasiswa Fakultas Pertanian UGM melakukan aksi di 0 Km. Aksi tersebut dilaksanakan untuk memperingati hari nelayan yang jatuh pada tanggal 6 April. Aksi ini dilaksanakan selain untuk memperingati hari nelayan juga untuk mengingatkan pemerintah dan masyarakat akan nasib nelayan saat ini khususnya di daerah pesisir. Aksi dilaksanakan mulai dari Jalan Abu Bakar Ali, sepanjang jalan Malioboro dan berakhir dengan penyampaian tuntutan serta aksi teatrikal di 0 Km
Di sepanjang Jalan Malioboro, mahasiswa tanpa henti menyanyikan lagu aksi perjuangan mahasiawa serta menyampaikan tuntutan-tuntutan singkat. Penyampaian tuntutan juga dilaksanakan di 0 Km yang dilakukan oleh Sekretaris Jendral Dewan Mahasiswa (DEMA), Advokasi DEMA dan perwakilan Keluarga Mahaiswa Ilmu Perikanan (KMIP). Mereka menyampaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh nelayan-nelayan Indonesia saat ini. Mulai dari tingkat pendidikan yang rendah hingga fasilitas kesehatan yang kurang untuk para nelayan khususnya di daerah pesisir. Rendahnya pendidikan nelayan menyebabkan minimnya pengetahuan akan teknologi sehingga menghadapi kendala dalam penggunaan alat tangkap.
Kamis (28/5), Fakultas Pertanian UGM kedatangan tamu dari Semarang. Tamu yang hadir merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang. Acara utama merupakan kunjungan dan study tour dari pihak Universitas Diponegoro di Fakultas Pertanian UGM. Universitas tersebut mengadakan kunjungan ke Fakultas Pertanian yang bertujuan untuk mengetahui kegiatan akademik dan non akademik di Fakultas Pertanian UGM.
Penerimaan tamu yang awalnya direncanakan pukul 13.00 WIB mengalami sedikit kemunduran karena kendaraan dari rombongan UNDIP bermasalah. Sebelumnya, UNDIP berangkat dari Semarang sekitar pukul 06.00 WIB lalu langsung menuju Sabila Farm yang terletak di Jalan Kaliurang Km 23. Setelah mengadakan kunjungan ke Sabila Farm, mahasiswa langsung menuju Fakultas Peternakan dan dilanjutkan menuju Fakultas Pertanian. Peserta yang menyambut dari pihak Fakultas Pertanian merupakan pewakilan dari semua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Badan Semi Independen (BSI) serta Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Pertanian. Dihadiri pula oleh para ketua lembaga di Fakultas Pertanian.
Sabtu (6/6), Sekolah Profesional Muda (SPM) kembali diadakan di tahun 2015. Acara tahunan ini diadakan di ruang KPTU lantai 3 gedung A1, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. SPM dimulai pada pukul 12.00-21.00 WIB. SPM merupakan acara yang bertujuan untuk meng-upgrade kapasitas dan integritas mahasiswa yang sudah diberikan tanggung jawab untuk menjadi pengurus harian di lembaga fakultas agar semakin siap dan maksimal dalam mengabdikan dirinya sebagai pemimpin di lembaganya masing-masing.
SPM diikuti oleh seluruh pengurus harian lembaga se-Fakultas Pertanian yang terdiri dari Dewan Mahasiswa (DEMA), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan Badan Semi Indenpenden (BSI). Setiap peserta diwajibakan menghadiri 5 sesi yang sudah menjadi rangkaian acara SPM tahun ini. Dari kelima sesi acara tersebut, 4 sesi diisi oleh materi dan satu sesi diisi dengan Forum Group Discussion (FGD).
“Pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa, apabila kebutuhan pangan rakyat tidak dipenuhi maka “malapetaka”. Oleh karena itu perlu usaha secara besar-besaran, radikal dan revolusioner” – Ir. Soekarno
Ketika seorang pemimpin bangsa, seorang proklamator, dan termasuk salah seorang pendiri bangsa mendeklarasikan hal seperti itu, apakah kami para penikmat kemerdekaan akan tetap diam saja, acuh dan tak peduli? Saatnya mahasiswa bergerak! Mahasiswa sebagai agent of change, sebagai iron stock, dan sekian banyak sebutan lagi. Akan tetapi, bagaimana perannya dalam mengawal kedaulatan pangan? Bagaimana upaya agar bangsa berdaulat mengenai pangannya sendiri? Mampukah bangsa yang “katanya” berdaulat penuh ini memberi makan kepada warganya sendiri? Kedaulatan pangan tidak bisa menjadi sekedar angan-angan.
Sidang menyangkut pengalihan aset oleh Dosen Fakultas Pertanian UGM kembali dilanjutkan di Pengadilan TIPIKOR Yogyakarta pada Jumat (12/5) dengan agenda Duplik atas Replik yang diajukan Penuntut Umum (PU) pada Jumat lalu. Duplik merupakan tanggapan atas Replik, sedangkan Replik adalah tanggapan atas Pledooi atau pembelaan Penasihat Hukum. Dalam Repliknya, PU tetap pada tuntutannya yang telah disampaikan pada Jumat sebelumnya (24/4). Menanggapi Replik dari PU, Penasehat Hukum (PH) terdakwa, Agustinus Hutajulu, Dwi Wahyu Prapto Wibowo, Aryo Saloko, dan Suwardi. Membuat Duplik yang secara garis besar berisi tiga poin.
Sidang dugaan tindak pidana korupsi oleh 4 Dosen Fakuktas Pertanian UGM di Pengadilan Tipikor Yogyakarta pada hari Selasa (5/5) dibuka kembali dengan agenda Pledooi atau pembelaan. Pledooi dilakukan atas tuntutan Penuntut Umum (PU) yang dibacakan pada Jumat (24/4) lalu. Penuntut Umum memberikan tuntutan kurungan 3 tahun dan denda Rp 150.000.000 untuk masing-masing terdakwa. Pledooi dilakukan 10 hari setelah tuntutan PU atas permintaan Penasehat Hukum (PH).
Berkas pledooi dibacakan oleh tim PH terdakwa dan berlangsung dengan cukup khidmat selama kurang lebih 6 jam. Sidang pledooi (pembelaan) ini dihadiri oleh dosen dan karyawan serta mahasiswa Fakultas Pertanian UGM. Berkas pledooi dengan tebal 204 halaman tersebut berisi tanggapan terdakwa dari sidang-sidang sebelumnya termasuk saksi-saksi dan peryataan PU. Garis besar pembelaan yang disoroti oleh PH terdakwa Agustinus Hutajulu, Dwi Wahyu Prapto Wibowo, Aryo Saloko, dan Suwardi diantaranya terdapat dalam empat poin. Poin pertama, Berita Acara Penyitaan yang tidak ditanda tangani karena saat penyitaan (02 April 2014) tidak ditunjukkan Berita Acara Penyitaan tersebut, baru 7 bulan setelahnya (13 Oktober 2014) dikeluarkan izin penyitaan oleh Pengadilan Negeri Yogyakarta. Hal tersebut menurut PH Agustinus Hutajulu cacat hukum karena tidak sesuai dengan Pasal 38 KUHAP yang berbunyi ayat 1) “Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin ketua pengadilan negeri setempat”, ayat 2) “Dalam keadaan mendesak bilamana penyidik harus segera bertindak dan tidak mungkin untuk mendapatkan surat izin terlebih dahulu, tanpa mengurangi ketentuan ayat 1) penyidik dapat melakukan penyitaan hanya atas benda bergerak dan untuk itu wajib segera melaporkan kepada ketua pengadilan negeri setempat guna memperoleh persetujuannya”.
Hari kedua penyelenggaraan GMAE 2015 dibuka dengan penampilan drum band dari TK ABA Sumberan, Ngaglik, Sleman. Penampilan selama 20 menit yang menggemaskan dari adik-adik TK ini memberikan pengantar yang cukup mengesankan sebelum dimulainya lomba menggambar dan mewarnai. Setelah itu lomba mewarnai dan menggambar untuk peserta tingkat TK dan SD dimulai tepat pukul 08.00 WIB di lapangan GSP UGM. Lomba yang mengusung tema Pertanian Indonesia ini dihelat dengan tujuan untuk mengenalkan dan menanamkan nilai pertanian sejak usia dini. Sakti, salah satu panitia GMAE yang Primordia wawancarai mengatakan harapannya dengan adanya lomba ini anak-anak tidak menganggap petani itu orang yang ekonominya rendah. “Siapa tau mereka jadinya bercita-cita sebagai petani sukses hahaha..” pungkas Sakti.
Ikon 3D berbentuk tulisan GMAE di bagian timur lokasi GMAE.
cara 2 tahunan yang diadakan oleh Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UGM kali ini digelar secara besar-besaran. Gadjah Mada Agro Expo (GMAE) yang diadakan dalam 2 hari ini digelar secara meriah di lapangan Graha Sabha Pramana (GSP) tepat pada tanggal 11 dan 12 April 2015 lalu. GMAE adalah kegiatan pameran pertanian yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Agronomi dan Pemuliaan Tanaman (IMAGRO), dalam rangka memperingati dies natalis ke-33 Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. GMAE pada tahun 2015 ini mempunyai tema Agro Innovation, Pameran Inovasi Pertanian. GMAE 2015 sendiri memiliki tujuan untuk menyadarkan kepada masyarakat Indonesia tentang pentingnya pertanian bagi kehidupan dan untuk mengenalkan inovasi teknologi dan produksi dalam bidang pertanian. Selain itu, pameran ini juga menampilkan inovasi baik produk, cara, maupun alat pertanian yang diterapkan disektor tanaman pangan dan perkebunan, obat, hortikultura, serta tanaman hias.