Letusan Gunung Kelud yang berada di Jawa Timur pada Kamis (13/2) pukul 22.50 WIB mengakibatkan hujan abu vulkanik di beberapa daerah di wilayah yang jauh dari gunung tersebut. Daerah yang dihujani abu dari letusan Gunung Kelud diantaranya sebagian Propinsi Jawa Timur, DIY dan sebagian besar Jawa Tengah bahkan hingga ke Jawa Barat. Hujan abu yang dominan menyelimuti wilayah barat Gunung Kelud disebabkan oleh arah angin yang dominan berhembus ke arah barat dan barat daya. Di Kota Yogyakarta intensitas hujan abu pada Jum’at (14/2) pagi tergolong cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan seluruh badan jalan dan atap bangunan terselimuti abu dengan ketebalan sekitar 1-3 sentimeter.
Dampak hujan abu juga dirasakan oleh civitas di UGM. Kegiatan kampus lumpuh termasuk di Fakultas Pertanian yang sebagian mahasiswanya masih dalam proses mengurus KRS untuk semester genap. Pada Jum’at pagi, beberapa mahasiswa memaksa datang ke kampus untuk menyelesaikan tahap pengisian dan penyerahan KRS dengan menembus jalanan yang diselimuti abu.Tetapi sesampainya di kampus, beberapa mahasiswa ini mendapati Bagian Akademik libur. Sebelumnya pada pagi hari, Rektor UGM melalui surat keputusan menginstruksikan agar kegiatan perkuliahan di hari tersebut diliburkan serta kegiatan perkantoran atau pelayanan publik tetap berjalan, namun apabila ada karyawan yang tidak hadir dapat dimaklumi karena kondisi yang buruk.
“Tadi pagi (Jum’at) ke kampus mau bertemu DPA dan menyelesaikan proses KRS-an, tapi ternyata menurut Bagian Akademik kegiatan diliburkan. Kata Wakil Dekan I kegiatan KRS ditunda sampai senin. Awalnya sempat kecewa sih, tapi kalau dipikir lagi keputusan tersebut ada benarnya juga, mengingat kondisi yang seperti ini bisa membahayakan keselamatan masing-masing”, ungkap Rio Budi (HPT 2012). Namun mahasiswa yang datang ke kampus tetap dilayani oleh Bagian Akademik untuk menyelesaikan tahap penyerahan KRS. Hujan abu ini juga menyebabkan mahasiswa yang sudah kembali dari liburannya terjebak di rumah atau kos masing-masing. Hampir sebagian besar dari mereka membatalkan kegiatan outdoor karena abu yang begitu tebal menyelimuti Yogyakarta yang tentunya bisa membahayakan kesehatan.
Pada Jum’at siang, terlihat pemandangan area kampus UGM yang seluruhnya tertutupi oleh abu vulkanik. Sebagian karyawan dan mahasiswa yang hadir mencoba membersihkan jalanan di area kampus dari abu. Wakil Dekan I Faperta, Dr. Rudi HM, menghimbau kepada mahasiswa untuk membantu upaya pembersihan area kampus dari abu pada akhir pekan ini supaya kegiatan di hari selanjutnya tidak terganggu oleh abu. Ia juga menghimbau kepada mahasiswa yang sedang melakukan penelitian yang menggunakan lahan atau objek outdoor untuk segera membersihkan tempat penelitiannya dari abu agar tidak terlalu mengulur waktu. Darinya juga, didapat informasi bahwa ada kemungkinan pengunduran waktu pelaksanaan wisuda namun belum dikonfirmasi kepastiannya.(im-prim)
Letusan Gunung Kelud yang berada di Jawa Timur pada Kamis (13/2) pukul 22.50 WIB mengakibatkan hujan abu vulkanik di beberapa daerah di wilayah yang jauh dari gunung tersebut. Daerah yang dihujani abu dari letusan Gunung Kelud diantaranya sebagian Propinsi Jawa Timur, DIY dan sebagian besar Jawa Tengah bahkan hingga ke Jawa Barat. Hujan abu yang dominan menyelimuti wilayah barat Gunung Kelud disebabkan oleh arah angin yang dominan berhembus ke arah barat dan barat daya. Di Kota Yogyakarta intensitas hujan abu pada Jum’at (14/2) pagi tergolong cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan seluruh badan jalan dan atap bangunan terselimuti abu dengan ketebalan sekitar 1-3 sentimeter.
Dampak hujan abu juga dirasakan oleh civitas di UGM. Kegiatan kampus lumpuh termasuk di Fakultas Pertanian yang sebagian mahasiswanya masih dalam proses mengurus KRS untuk semester genap. Pada Jum’at pagi, beberapa mahasiswa memaksa datang ke kampus untuk menyelesaikan tahap pengisian dan penyerahan KRS dengan menembus jalanan yang diselimuti abu.Tetapi sesampainya di kampus, beberapa mahasiswa ini mendapati Bagian Akademik libur. Sebelumnya pada pagi hari, Rektor UGM melalui surat keputusan menginstruksikan agar kegiatan perkuliahan di hari tersebut diliburkan serta kegiatan perkantoran atau pelayanan publik tetap berjalan, namun apabila ada karyawan yang tidak hadir dapat dimaklumi karena kondisi yang buruk.
“Tadi pagi (Jum’at) ke kampus mau bertemu DPA dan menyelesaikan proses KRS-an, tapi ternyata menurut Bagian Akademik kegiatan diliburkan. Kata Wakil Dekan I kegiatan KRS ditunda sampai senin. Awalnya sempat kecewa sih, tapi kalau dipikir lagi keputusan tersebut ada benarnya juga, mengingat kondisi yang seperti ini bisa membahayakan keselamatan masing-masing”, ungkap Rio Budi (HPT 2012). Namun mahasiswa yang datang ke kampus tetap dilayani oleh Bagian Akademik untuk menyelesaikan tahap penyerahan KRS. Hujan abu ini juga menyebabkan mahasiswa yang sudah kembali dari liburannya terjebak di rumah atau kos masing-masing. Hampir sebagian besar dari mereka membatalkan kegiatan outdoor karena abu yang begitu tebal menyelimuti Yogyakarta yang tentunya bisa membahayakan kesehatan.
Pada Jum’at siang, terlihat pemandangan area kampus UGM yang seluruhnya tertutupi oleh abu vulkanik. Sebagian karyawan dan mahasiswa yang hadir mencoba membersihkan jalanan di area kampus dari abu. Wakil Dekan I Faperta, Dr. Rudi HM, menghimbau kepada mahasiswa untuk membantu upaya pembersihan area kampus dari abu pada akhir pekan ini supaya kegiatan di hari selanjutnya tidak terganggu oleh abu. Ia juga menghimbau kepada mahasiswa yang sedang melakukan penelitian yang menggunakan lahan atau objek outdoor untuk segera membersihkan tempat penelitiannya dari abu agar tidak terlalu mengulur waktu. Darinya juga, didapat informasi bahwa ada kemungkinan pengunduran waktu pelaksanaan wisuda namun belum dikonfirmasi kepastiannya.(im-prim)