Lokakarya yang diikuti oleh seluruh pengurus harian lembaga mahasiswa di Fakultas Pertanian (Faperta) UGM atau yang biasa disebut Keluarga Mahasiswa Fakultas Pertanian (KM FPN) berlangsung lancar pada Sabtu (28/2) lalu. Lokakarya yang merupakan kegiatan pertemuan tahunan dalam rangka koordinasi antar lembaga mahasiswa ini merupakan yang keempat kalinya terselenggara di Faperta. Tujuan utama dari Lokakarya ini adalah untuk menginformasikan semua kegiatan atau program lembaga mahasiswa Faperta yang berjumlah 14 lembaga dan membahasnya bersama-sama agar tercapai persamaan persepsi dan sinergi antar lembaga yang dikoordinir oleh DEMA. Tujuan khusus lain diantaranya adalah agar jadwal kegiatan antar lembaga tidak bertabrakan waktu pelaksanaannya, membahas musyawarah terkait operasional prosedur kegiatan dan membahas isu khusus di Faperta.
Bertempat di Auditorium Hardjono Danoesastro Faperta UGM, acara yang dimulai pukul 08.00 WIB tersebut dibuka dengan sambutan Sekjend DEMA Faperta periode 2015, Alfian Nur Khusain, serta dilanjutkan presentasi mengenai program kerja (proker) DEMA Faperta selama setahun. Setelahnya para ketua lembaga atau perwakilannya mempresentasikan proker lembaga masing-masing untuk setahun kedepan.
Menjelang siang hari, diskusi dipecah menjadi per sektoral yang dilaksanakan di sekretariat-sekretariat lembaga mahasiswa Gedung A11 (Sekber). Diskusi sektoral ini mengharuskan para pengurus harian dari semua lembaga mengelompok sesuai bidangnya masing-masing untuk membahas serta menyepakati proker dan ketentuan bersama. Diskusi sektoral tersebut terdiri dari forum ketua lembaga, forum sekretaris lembaga, forum bendahara lembaga, forum pengembangan SDM atau kaderisasi, forum kajian strategis dan keilmuan, forum humas, forum media, forum kewirausahaan, forum kesejahteraan mahasiswa, forum advokasi dan forum pengabdian masyarakat.
Hasil dari diskusi sektoral tersebut dipaparkan kepada peserta Lokakarya pada sore hari di hari yang sama oleh perwakilan sektoral. Hasil diskusi tersebut diantaranya adalah forum bendahara mempublikasikan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan, forum pengembangan SDM menyepakati adanya upgrading bersama mahasiswa pertanian yang dibungkus dalam kegiatan Sekolah Profesional Muda (SPM) bertahap yang memakai sistem baru dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, serta forum ketua lembaga menyepakati timeline kegiatan dari bulan Maret hingga Desember.
SOP kegiatan yang dibahas dalam forum bendahara berisi ketentuan mengenai pengajuan proposal kegiatan, penyetoran laporan pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan serta waktu pelaksanaan kegiatan yang ketiganya berkaitan dengan dana masyarakat. SOP tersebut kini telah disepakati dan ditandatangani oleh 14 ketua lembaga dalam bentuk Surat Keputusan (SK), artinya SOP tersebut mulai berlaku terhitung sejak setelah Lokakarya usai.
Isi dari SOP tersebut diantaranya adalah batas maksimal pengajuan proposal kegiatan dengan dana masyarakat kurang dari Rp 1.000.000 adalah H-14, sedangkan kegiatan dengan dana masyarakat sama dengan atau lebih besar dari Rp 1.000.000 batas maksimal pengajuan proposalnya adalah H-30. Kemudian LPJ kegiatan harus disetorkan maksimal satu minggu setelah kegiatan usai. Peraturan-peraturan tersebut adalah bentuk revisi dari sistem pengajuan dana masyarakat tahun sebelumnya yang juga mempertimbangkan saran dari Bagian Keuangan Fakultas. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahan yang bisa merepotkan kedua pihak, lembaga mahasiswa dan Bagian Keuangan Fakultas. Di dalam SOP juga dijelaskan bahwa DEMA berperan sebagai pengontrol kegiatan-kegiatan mahasiswa supaya tidak melenceng dari fungsi, tugas, esensi serta substansi dari lembaga bersangkutan seperti yang diminta Dekanat dan telah disepakati dalam Musyawarah Besar (MUBES) KM FPN pada Desember lalu.
Mencuatnya Isu PPSMB
Dalam diskusi sektoral ketua lembaga, Alfian selaku Sekjend DEMA memaparkan bahwa Wakil Dekan I (Bidang Akademik dan Kemahasiswaan), Dr. Rudi Hari Murti, SP., MP. mewacanakan ditiadakannya kegiatan yang senada dengan Ospek Jurusan (Osjur) dan merencanakan PPSMB Fakultas dilaksanakan hanya sehari untuk tahun akademik selanjutnya. Informasi ini didapat dari dialog antara Alfian dengan Wakil Dekan I beberapa waktu sebelum Lokakarya terselenggara. Rudi mengatakan bahwa pengenalan jurusan dilakukan pada PPSMB Fakultas. Artinya PPSMB Fakultas dilaksankan dua hari dengan sehari untuk pengenalan jurusan dan sehari untuk kegiatan upgrading mahasiswa baru seperti biasa.
Hal ini secara otomatis menjadi isu bersama lembaga mahasiswa di Faperta. Banyak mahasiswa berpendapat bahwa PPSMB merupakan jalan pertama dan utama dalam mengenalkan ideologi kemahasiswaan kepada mahasiswa baru. Hal ini diamini Alfian, menurutnya jika PPSMB dibatasi seperti demikian, maka akan lewat mana para mahasiswa mengenalkan dan menyuntikkan nilai yang harus diresapi dan dipunyai mahasiswa. “Ini tidak terfikirkan oleh Dekanat atau Rektorat. Padahal kita mengonsep dari nol, sampai ke hal-hal seperti membangun emosi dan idealisme beserta follow up-nya”.
Jika PPSMB termasuk jalan upgrading untuk mahasiswa baru, maka masukan dari Wakil Dekan I mengenai pelaksanaan PPSMB ini dirasa kontra dengan usulannya beberapa waktu lalu mengenai sistem upgrading massal untuk mahasiswa Faperta. Dari adanya upgrading tersebut, diharapkan setelah menjadi lulusan nanti, para mahasiswa memiliki softskill yang bisa bermanfaat dalam menghadapi persaingan tenaga kerja yang semakin ketat. Hal ini disampaikan Rudi kepada DEMA Faperta beberapa waktu kemarin hingga akhirnya DEMA memfasilitasi dengan mengadakan SPM model baru seperti yang telah dibahas forum pengembangan SDM dalam Lokakarya 2015.
Saat ini DEMA sedang melakukan riset atas pelaksanaan PPSMB tahun lalu. Menurut Alfian, diharapkan hasil riset ini bisa dipakai untuk mengadvokasi masalah PPSMB ini kepada pihak Dekanat. Para pengurus lembaga masih menunggu perkembangan kabarnya. (IKR/AI)