Sebagai universitas yang berbasis riset tentu UGM memiliki sangat banyak fasilitas pendukung. Salah satu fasilitas pendukung yang ada di Fakultas Pertanian adalah rumah kaca. Lebih dari 7 rumah kaca terdapat di sekitar Gedung A2 Fakultas Pertanian untuk mendukung berbagai kegiatan praktikum dan penelitian. Rumah kaca adalah bangunan yang diatur sedemikian rupa untuk membudidayakan tanaman agar kondisi di dalam ruangan rumah kaca tetap stabil. Beberapa hal yang harus dikontrol adalah hama penyakit, suhu ruangan, intensitas cahaya, serta irigasi yang dibutuhkan untuk menyediakan air.
Jurusan yang menggunakan rumah kaca adalah Jurusan Budidaya Pertanian, Jurusan Tanah, dan Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan. Pengelolaan masing-masing rumah kaca dilakukan oleh jurusan yang terkait. Untuk beberapa rumah kaca, terdapat laboran yang bertugas untuk menyediakan keperluan praktikum yang akan dilaksanakan. Namun, kenyataannya rumah kaca yang ada di Fakultas Pertanian UGM tidak semuanya dalam kondisi yang baik. Ada beberapa rumah kaca yang jarang digunakan dan sudah agak rusak sehingga sangat dipertanyakan kelayakannya saat akan digunakan kembali.
Saat ini, rumah kaca yang digunakan untuk mata kuliah paralel memang lebih berantakan kondisinya karena penuh dengan alat-alat praktikum. Untuk skala praktikum yang tidak terlalu mendetail dalam prosesnya memang masih bisa menggunakan rumah kaca tanpa kendala yang cukup fatal. Namun, sayangnya bagi mahasiswa yang penelitian juga menggunakan rumah kaca yang sama sehingga sangat memungkinkan jika mengganggu iklim mikro di sekitar tanaman yang diteliti. Rumah kaca yang seharusnya terjaga kondisi ruangannya tentu akan mengalami perubahan saat praktikan yang jumlahnya banyak melakukan praktikum di rumah kaca. Hal ini tentu dapat mengakibatkan perubahan data hasil penelitian sehingga kurang akurat.
Keadaan rumah kaca Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan
Menurut Prayuda Mahasiswa Jurusan Tanah 2011 “Untuk skala praktikum memang masih bisa digunakan namun untuk penelitian standar rumah kaca harus dinaikkan agar hasilnya lebih valid”. Pemisahan antara rumah kaca yang digunakan untuk praktikum dan untuk penelitian juga diperlukan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan pengoptimalan rumah kaca yang sangat jarang digunakan diperbaiki dan dinaikkan standarnya untuk dialihfungsikan menjadi rumah kaca khusus penelitian. Evaluasi setelah praktikum yang menggunakan rumah kaca juga sangat perlu diadakan untuk mengetahui kondisi rumah kaca yang digunakan sehingga pada praktikum berikutnya bisa diperbaiki kekurangan-kekurangannya.
Lebih lanjut dari Fakultas Pertanian juga memiliki rencana untuk memperbaiki rumah kaca yang ada. Salah satunya adalah rumah kaca untuk Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan yang telah diperbaiki dengan dicat ulang ruangannya. Kedepannya mungkin lebih ditingkatkan kembali dengan meniakkan standar rumah kaca dengan pengatur suhu, kelembaban, irigasi yang lebih baik dan standar yang dibutuhkan untuk masing-masing tujuan penggunaaan agar rumah kaca yang digunakan untuk mendukung fasilitas pendidikan di Fakultas Pertanian sudah tidak dipertanyakan lagi kelayakannya. (DYN/AI)