Keamanan ialah kunci kenyamanan dimana pun kita berada, termasuk di kampus. Namun kenyataannya, kampus tak sepenuhnya aman dari tindakan pencurian sehingga keamanan menjadi salah satu poin keresahan mahasiswa saat ini, tak terkecuali mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Kasus kehilangan memang sedang nge-hits belakangan ini, bagaimana tidak? Dalam hitungan bulan 5 – 10 helm di area Fakultas Pertanian UGM hilang. Kejadian itulah yang dialami Rizka, mahasiswa Fakultas Pertanian UGM 2014. Ia menjelaskan bahwa helmnya hilang di lahan parker perikanan. Namun karena tidak tahu harus bertindak apa, ia pun merelakan helmnya begitu saja. Rizka hanyalah salah satu dari banyak mahasiswa yang akhir-akhir ini mengalami kehilangan barang. Tak hanya kehilangan helm, kasus kehilangan uang dan LCD juga terjadi di gedung rachmiwaty belum lama ini, dan tersangka yang melakukan pencurian merupakan orang yang sama. Menurut keterangan saksi yang ditemui Tim Redaksi, pelaku pencurian adalah “orang dalam” yang sudah mengetahui seluk beluk keamanan fakultas sehingga dapat dengan mudah melakukan aksinya
Inkubator Mina Bisnis (IMB) pun tak luput dari aksi pencurian. IMB merupakan tempat makan yang berada di area Fakultas Pertanian UGM. Menurut keterangan Tulus, kepala koki IMB, pencurian helm sangat sering terjadi di IMB. “Kalau rame malah sering hilang mbak, kadang pintunya saya kunci karena tidak ada tukang parkirnya”, jelasnya. Tulus juga menyayangkan tidak adanya respon dari pihak fakultas tentang permohonan pengadaan fasilitas Closed Circuit Television (CCTV) di IMB. Sebenarnya, mahasiswa cukup terbantu dengan adanya satuan petugas keamanan kampus (SKK) yang membantu menjaga keamanan di area Faperta, ditambah lagi dengan adanya teknologi canggih CCTV yang diharapkan dapat membantu meminimalisir tindakan pencurian. Pertanyaannya adalah, sudahkah pemasangan CCTV efektif untuk meminimalisir tindakan pencurian di area Faperta?
Saat ini sudah ada 21 CCTV yang tersebar di area Faperta, diantaranya dua buah di luar gedung dan lima buah didalam gedung A1, enam buah di gedung A4, satu buah di gedung A2B, dua buah di gedung Rachmiwaty serta empat buah dilahan parkiran selatan. Kehadiran CCTV selama 24 jam membuat seluruh aktivitas terekam dengan baik meskipun malam hari. Hal itu karena CCTV dilengkapi dengan infrared sehingga, apabila terjadi pencurian dapat terekam dan mempermudah kita dalam mengidentifikasi pelakunya walaupun hanya dari cirri fisik saja. Tiada gading yang takretak, secanggih apapun teknologi, pasti memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan CCTV ialah adanya blank spot yang mengakibatkan tidak semua sisi terekam sehingga beberapa pihak menganggap pemasangan CCTV kurang efektif. Ditambah lagi kekaburan informasi bagi para korban kehilangan yang tidak tahu harus mengadu kepada siapa untuk mengetahui pelaku pencurian membuat CCTV seolah-olah tidak berfungsi.
Menyikapi hal tersebut, pihak Sistem Informasi (SI) menyayangkan ketidak tahuan mahasiswa yang sebenarnya merugikan mahasiswa sendiri. Mahasiswa cenderung malas untuk mencari tahu kejelasan mengenai barangnya yang hilang. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya laporan mengenai kehilangan yang diterima pihak SI yang pada kenyataannya banyak kasus kehilangan yang terjadi. Sebenarnya, jika korban kehilangan berniat untuk mengetahui kejadiannya, korban dapat langsung menghubungi pihak SI yang berada di Gedung A1 Lantai 3 dan meminta rekaman CCTV di hari kehilangannya. Disamping itu, pihak SI berencana untuk mengajukan anggaran pengadaan CCTV. Menurut pihak SI, seharusnya terdapat 30an CCTV di fakultas yang tersebar di beberapa titik termasuk di setiap lantai. Namun untuk pengadaannya tidak bisa serta merta dan harus bertahap tergantung anggaran biaya yang ada. Diharapkan dengan pemasangan beberapa tambahan CCTV ini dapat lebih menjamin keamanan di Faperta.
Perlu digaris bawahi bahwa CCTV sebenarnya hanya alat yang membantu mahasiswa untuk mengamankan barang-barangnya, tidak serta merta mahasiswa lepas tangan dan menyerahkan sepenuhnya urusan keamanan kepada pihak SKK dan mengandalkan CCTV. Kejahatan terjadi bukan karena hanya ada niat dari pelakunya tapi juga adanya kesempatan. Sebagai mahasiswa yang cerdas sudah sepatutnya kita tidak menciptakan kesempatan kepada para pelaku pencurian untuk melancarkan aksi mereka.
Reporter: Rizka, Anas, Intan, Diah, Eka
Fotografer: Diah, Rizka, Eka