Event pameran untuk kesekian kalinya dilaksanakan di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta. Pameran kali ini berlangsung dari tanggal 5-9 maret. Terdapat dua event yaitu Fast and Furious Food Bazar dan Pameran Komputer Mega Bazar Consumer Show (MBCS). Event tersebut diadakan oleh Dyandra yang merupakan salah satu event organizer rofessional di Yogyakarta. Hanya dengan tiket masuk sebesar Rp 7 ribu per orang, pengunjung dapat menikmati dua pameran sekaligus yakni pameran komputer MBCS 2016 dan pameran Fast & Furious Food Expo. Didalam gedung terdapat stand-stand yang tertata rapi dengan luas yang berbeda. “Harga sewa stand besar dan berada didekat pintu masuk berbeda dengan stand yang berukuran kecil dan berada di pojok,” ujar Adapun harga sewa stand berukuran besar berkisar 6-7 juta.
Pameran diikuti oleh beberapa peserta bazar yang tergabung dalam (APKOMINDO) Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia. Salah satu peserta pameran adalah EPSON. EPSON sudah mengikuti beberapa kali pameran yang diselenggarakan di JEC. Perusahaan tersebut hanya mengikuti pameran komputer apabila perusahaannya memiliki produk baru. “Selain itu pihak EPSON juga hanya akan mengikuti pameran apabila harga. Hal tersebut ia akui dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian. Selain EPSON terdapat beberapa perusahaan gadget lain seperti Lenovo, Samsung, Apple, Smartfren, dan Acer.
Berbagai jenis produk elektronik mulai dari smartphone, tablet, proyektor, flashdisk, hingga printer. Selain itu, ada juga peserta pameran yang memberikan layanan jasa pengecatan dengan sistem water printing bagi pengunjung yang ingin memodifikasi benda-benda atau spare parts dengan jumlah satuan. Selain itu, mereka juga menawarkan jasa sablon dan design. “Alasan kami mengikuti MBCS kali ini adalah keinginan mereka untuk berpartipasi aktif sebagai anggota APKOMINDO dan juga mengenalkan produk ke masyarakat luas,” kata penjaga stand.
Selama mengikuti pameran terdapat berbagai kendala yang dirasakan oleh peserta. Salah satunya adalah pada hari keempat sempat terjadi mati listrik selama kurang lebih 15 menit. Selain itu, pada hari kelima pendingin ruangan juga kurang berfungsi dengan baik. Hal tersebut dikeluhkan oleh beberapa peserta dan pengunjung. Menanggapi keluhan dari tersebut, pihak EO sudah mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Kalau mati listrik itu kan dari pihak PLN, kita tidak dapat memprediksi. Namun, kita sudah mempersiapkan genset untuk mengatasinya,” ujar Tika.
Meskipun telah memasuki hari terakhir pameran, antusiasme pengunjung masih tinggi. Terbukti, pengunjung masih terlihat memadati beberapa stand pameran. Mayoritas pengunjung pameran adalah mahasiswa. Pihak panitia sendiri menargetkan sebanyak 80 ribu pengunjung yang hadir hingga usainya pameran. Sebagian besar pengunjung mengetahui adanya event ini dari baliho yang dipasang di beberapa ruas jalan, namun ada pula yang mendapat informasi dari teman-temannya. Pengunjung merasa terbantu dengan adanya pameran ini karena harga yang ditawarkan lebih rendah dibandingkan harga normal. Hal tersebut seperti yang diungkapkan salah satu pengunjung bernama Sulistyo. “Saya merasa terbantu karena harganya lebih murah,” ujarnya sambil tersenyum. Selain mendapat harga yang lebih murah, dalam pameran ini pengunjung juga dapat mengetahui berbagai informasi mengenai gadget terbaru. Sulistyo juga menambahkan bahwa event ini cukup diadakan dua atau tiga kali dalam setahun agar tidak terjadi pemborosan. Berbeda halnya dengan pengunjung bernama Rabi dan Agilia, sebagai anak kost mereka mendukung untuk sering diadakannya event seperti ini karena dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan akan accesoris gadget. Menurut mereka, pameran ini mempunyai kelebihan yaitu harga yang ditawarkan lebih murah. Walaupun demikian mereka menyayangkan karena barang yang ditawarkan kurang lengkap.
Event pameran merupakan sesuatu yang sangat penting karena menjadi ajang pertemuan antar produsen dan konsumen. Di satu sisi perusahahaan dapat memperkenalkan produk dan dapat menjalin kedekatan dengan customer. Disisi lain konsumen juga memperoleh keuntungan karena bisa mendapatkan produk up to date dengan harga lebih murah. Meskipun demikian event seperti ini sebaiknya tidak dilakukan terlalu sering karena dapat berakibat kurang baik pada kedua belah pihak. Disadari atau tidak masyarakat akan menjadi lebih konsumtif dengan seringnya diadakan pameran.
Reporter: Esti, Titan, Inneke, Rahma
Fotografer: Esti dan Rahma