Sabtu (6/6), Sekolah Profesional Muda (SPM) kembali diadakan di tahun 2015. Acara tahunan ini diadakan di ruang KPTU lantai 3 gedung A1, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. SPM dimulai pada pukul 12.00-21.00 WIB. SPM merupakan acara yang bertujuan untuk meng-upgrade kapasitas dan integritas mahasiswa yang sudah diberikan tanggung jawab untuk menjadi pengurus harian di lembaga fakultas agar semakin siap dan maksimal dalam mengabdikan dirinya sebagai pemimpin di lembaganya masing-masing.
SPM diikuti oleh seluruh pengurus harian lembaga se-Fakultas Pertanian yang terdiri dari Dewan Mahasiswa (DEMA), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan Badan Semi Indenpenden (BSI). Setiap peserta diwajibakan menghadiri 5 sesi yang sudah menjadi rangkaian acara SPM tahun ini. Dari kelima sesi acara tersebut, 4 sesi diisi oleh materi dan satu sesi diisi dengan Forum Group Discussion (FGD).
Materi pertama dibawakan oleh M. Fajar Nasikhin selaku Kepala Departemen Advokasi BEM FTP dengan materi “Good Student Goverment“.Kemudian pemateri kedua oleh Tarmidzi Taher A. selaku Ketua BEM Fakultas Peternakan UGM 2012 dengan materi “Manajemen Konflik”. Setelah kedua materi yang semakin seru disampaikan, materi ketiga diisi oleh Luthfi Dwi Hartono selaku koordinator Komunitas Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UGM 2015 dengan materi “Legal Drafting dan Manajemen Sidang”, materi keempat disampaikan oleh Sahruman, S.S. selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Pascasarjana dengan materi “Negotiating Skills” dan acara terakhir sekaligus penutup dari rangkaian SPM merupakan Forum Group Discussion (FGD) yang difasilitatori langung oleh Nur Hidayah ( HPT 2011) dengan tema “Permasalahan Internal Kampus Pertanian”.
Solusi untuk Permasalahan Kampus
Antusiasme peserta terlihat sangat tinggi saat FGD berlangsung. FGD membahas tentang permasalahan internal kampus yaitu pencurian helm dan sistem key in di Fakultas Pertanian UGM. Setelah masing-masing kelompok FGD berdiskusi untuk menemukan solusi-solusi dari permasalahan tersebut, salah satu dari anggota kelompok memaparkannya di depan yang lain. Untuk permasalahan pencurian helm, hampir semua kelompok menginginkan pengadaan CCTV sebagai upaya peningkatan keamanan kampus terutama pada daerah parkiran. Pengadaan cermin cembung di parkiran, penyediaan loker helm, penambahan pos jaga, Standard Operating Procedure (SOP) untuk satpam agar penjagaan lebih baik sampai pengadaan sumpah pocong untuk pegawai keamanan dan mahasiswa juga merupakan solusi-solusi yang dicetuskan pada FGD kali ini walaupun dari beberapa anggota yang lain dinilai kurang konkrit untuk menangani permasalahan ini. Permasalahan kedua yaitu mengenai sistem key in di Fakultas Pertanian. Banyak ide-ide yang muncul untuk menangani permasalahan key in yang memang dari tahun-ketahun selalu bermasalah, seperti harus adanya sinkronisasi antara jumlah mahasiswa dengan jumlah kuota yang tersedia, key in teori dengan praktikum dijadikan satu, dan ada pula usulan dari salah satu peserta FGD agar UGM bekerjasma dengan Google untuk menangani masalah key in. Kerja sama dengan Google merupakan ide yang sangat relevan mengingat seringnya UGM bekerja sama dengan perusahaan luar negeri seperti baru-baru ini UGM bekerja sama dengan Microsoft .
Solusi-solusi tersebut juga harus diimbangi dengan adanya kesadaran dari mahasiswa itu sendiri. Jangan sampai permasalahan yang timbul akibat dari mahasiswa itu sendiri yang mempersulit sistem. Seperti dari berbagai kasus pencurian helm memang timbul dari kelalaian mahasiswa yang kurang menjaga helm-nya dengan mengunci di jok motor atau pada kasus key in yang selama ini mahasiswa cenderung memilih kelas dengan dosen yang dinilai “baik” sehingga membuat kuota salah satu kelas penuh sedangkan kelas lain masih kosong. Harapan dari fasilitator, Nur Hidayah, agar solusi-solusi tersebut tidak hanya sekedar ide-ide belaka namun juga nantinya dapat direalisasikan. (rpi/dzy/ns)