Tekad kalangan perguruan tinggi untuk mengembangkan arah minat mahasiswa ke dunia kewirausahaan, tampaknya, tidak main-main. Menilik kondisi sekarang, dunia pekerjaan tidak bisa diharapkan terus-menerus. Pada umumnya, mahasiswa lulusan sekarang adalah kelompok pencari kerja.
Seiring dengan berkembangnya minat mahasiswa untuk berwirausaha, bagian akademik Jurusan Perikanan merespon dengan memberikan fasilitas berupa tempat. Hal tersebut guna mengapresiasi prestasi mahasiswa di bidang kewirausahaan. Salah satu fasilitas yang dibuat berupa saung. Pembangunan fasilitas tersebut berada di atas kolam perikanan yang semula memang digunakan sebagai Laboratorium Stasiun Penelitian Perikanan, Jurusan Perikanan. Fasilitas tersebut ditujukan untuk inkubator mina bisnis dan berbagai kegiatan kewirausahaan mahasiswa yang merupakan unit pengembangan dari Laboratorium tersebut.
Fasilitas tersebut merupakan sarana untuk belajar wirausaha untuk mahasiswa. Hal tersebut dinamakan inkubator mina bisnis, karena diharapkan terjalin jejaring dengan masyarakat. Disisi lain, juga dapat melatih orang dari luar untuk budidaya perikanan yang tersentral di tempat tersebut. Menurut ….Suwadi…., nantinya akan ada struktur pengurus baru di Jurusan Perikanan untuk mengatur unit wirausaha mahasiswa tersebut.
Nuansa baru
Meski pembukaan kantin dianggap hal yang wajar, namun kantin baru ini memberikan nuansa yang berbeda karena bentuk dan penempatannya yang unik. Pembangunan saung ditempatkan di atas kolam perikanan dengan sajian pemandangan yang menarik. Saat ditanya tentang penempatan saung itu sendiri, Suwadi menerangkan, “Sebenarnya kita melihat posisinya yang strategis. Sebenarnya desain yang kita buat tersebut adalah desain taman, itu menjadi gambaran sederhananya bahwa fakultas ini harus mempunyai pintu depan, pintu depan itulah yang orang lihat seperti taman. Datanglah kemanapun, kalau datang dari depan itu ada sesuatu yang indah. Perikanan juga mempunyai gambaran seperti itu. Dan tamannya itu bisa berproduksi”.
Suwadi juga menyebutkan, dalam pengelolaannya diutamakan dari pihak mahasiswa sendiri dengan model part time. Di hubungi kamis (5/4), Putra (…., 2009), selaku ketua KMIP menerangkan, pembuatan saung diatas kolam perikanan itu memang diprioritaskan untuk kalangan mahasiswa sendiri. Hal ini dikarenakan banyak mahasiswa yang banyak berkecimpung di kegiatan kewirausahaan, dan berhasil, akan tetapi belum ada wadah guna meneruskannya.
“Pembangunan tersebut sudah mendapatkan persetujuan Fakultas Pertanian”, tutur Suwadi. Dan untuk dana pembangunannya, ia menyebutkan bahwa sebagian besar dana diperoleh dari pihak fakultas. Untuk masalah pembangunan sendiri, pembangunan fasilitas ini ditargetkan akan selesai bulan April 2012. Dan diperkirakan pertengahan bulan Mei sudah dioperasikan, tambahnya.
Pro-kontra
Tak luput dari kritik, penempatan fasilitas ini juga menuai pro-kontra. Dari beberapa mahasiswa berpendapat pembangunan saung tersebut tidak pada tempat semestinya. Hal ini dikarenakan melihat tujuan dan fungsi dari kolam perikanan itu sendiri yang ditujukan guna kegiatan akademisi. Banyak kegiatan penelitian yang dilakukan di sana.
Ada beberapa mahasiswa yang setuju dengan pembangunan saung itu, karena para mahasiswa tidak perlu repot jika ingin membeli makanan. Namun, ada juga yang kurang setuju dengan pembangunan saung tersebut karena dapat mengganggu jalannya kegiatan praktikum yang dilaksanakan di kolam perikanan.
Suwadi saat ditanya tentang masalah tersebut, ia mencoba mengemukakan,”kita mendiskusikan di jurusan, agar fungsi utama kolam perikanan itu tetap. Apa yang kita bangun itu adalah men-support kegitan utamanya. Jadi, bagaimana kolam itu menghasilkan berbagai reset”.
Tapi untuk masalah pembangunan saung tersebut, ia menampik akan adanya pengurangan fungsi dari kolam yang akan mengganggu kegiatan praktikum. Ia menjelaskan kalau kolam yang atasnya dibangun saung tersebut adalah kolam yang digunakan untuk stocking ikan. Sedangkan kolam untuk penelitian merupakan kolam kecil-kecil, yang berada disebelahnya.
Pembangunan fasilitas ini memang sudah lama dicanangkan. Berbagai kendala pun sempat beriringan dengan wacana pembangunannya. Mulai dari beberapa tahun lalu, rencana pembangunan fasilitas ini diurungkan niatnya, karena mengalami masalah perijinan dari pihak Fakultas. Hal ini menurut Putra, pada saat itu dimungkinkan tidak dilibatkannya pihak fakultas dalam pembuatannya. Sehingga proses pelaksanaannya sendiri mengalami hambatan.